Thursday, 20 October 2011

inilah kera yang selalu mengendap wanita mandi



GUNUNGKIDUL - Kera ekor panjang kembali berulah di Gunungkidul, Yogyakarta. Selain memasuki rumah warga dan mencuri makanan, kera itu juga sering mengintip orang mandi di beberapa sumber air.

Menurut Tugimin, Kepala Dusun Nduwet, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, pihaknya menerima laporan dari beberapa warga yang pernah diintip ketika mandi di telaga sekitar desa mereka. ”Ada beberapa wanita kampung mengaku diintip ketika sedang mandi,” katanya kepada wartawan, Rabu (3/8/2011).

Dia memperkirakan, satwa cerdik yang berkelamin jantan, diduga sedang birahi. Kera ekor panjang juga kerap membuka pintu kamar mandi jiran tetangga untuk mengintip, ketika ada salah seorang warga yang sedang mandi. ”Kera tersebut akan cepat-cepat mengintip orang mandi,” imbuhnya.

Selain gemar mengintip, kera ekor panjang juga sering mencuri makanan simpanan warga yang disimpan di dapur. Kera yang masuk ke kampung ini hanya sebahagian kecil dari kawanannya di hutan. ”Kadang juga gemar makan telur ayam kampung milik warga,” ujarnya.

Menurut Tugimin, sebagian besar warga sudah berusaha mengusir kera-kera dengan menggunakan alat seadaanya, namun tidak membuahkan hasil. “Kami sudah diberitahu oleh petugas BKSDA untuk menangkap kera yang mengganggu asal tidak membunuh,” imbuhnya.

Kepala Seksi Wilayah II, BKSDA Provinsi Yogyakarta, Sartana, menyatakan pihaknya belum boleh menilai apakah kehadiran kera ekor panjang tersebut over populasi. Belum lama ini, pihaknya juga melakukan penyisiran terhadap keberadaan kera ekor panjang di wilayah Duwet, Purwodadi, Tepus, untuk melakukan penghitungan populasi.Menurutnya, untuk menilai jumlah kera, apakah harus dikurangi dengan mendatangkan suku Badui, harus diukur dengan penghitungan jumlah populasi, apakah akan dikurangi atau tidak. "Kami masih dalam tahap penghitungan, dan untuk kedatangan suku Badui, sampai saat ini belum," katanya.

Serangan kera ekor panjang ke kampung, meliputi Kecamatan Tepus, Panggang, Paliyan, Semin, Purwosari, Girisubo dan Ponjong. Kepala Dishutbun, Anik Indarwati menjelaskan reproduksi dan pertumbuhan kera sangat cepat.

No comments:

Post a Comment